Rabu, 01 Juni 2011

Sedapnya Ikan Mentah


Ratu Boko pernah menjadi tempat pembakaran jenazah.



Ratu Boko , situs tertinggal di daerah Jawa Tengah memiliki keunikan tersendiri. Meskipun hanya tinggal bongkahan puing-puing, wisatawan tetap datang ke objek wisata yang satu ini.
Gapura di awal pintu masuk ke Candi Boko.
Hal yang pertama kita lihat saat tiba di situs Ratu Boko adalah 5 buah gapura. Empat gapura apit dan satu gapura utama di tengahnya.
Tampak begitu megah. Mudah sekali membayangkan putri yang anggun berjalan melewati gapura itu.
Lalu, merintis lapangan berumput di sebelah kiri, kita akan sampai ke bangunan berwarna putih. Itulah Candi Pembakaran.
Menurut keterangan di papan petunjuk, candi yang terbuat dari batu putih itu berfungsi untuk tempat membakar kayu.
Ssst...melihat kemisteriusan tempatnya, bayangan ritual pembakaran jenazahlah yang paling pertama terlintas!
Padahal, candi tak kalah menarik dengan candi lainnya.
Di dekat situ juga ada sumur yang airnya digunakan untuk Upacara Tawur Agung orang Hindu.
Berjalan terus, kita akan sampai ke sebuah pendopo yang terbuat dari batu andesit.
Bila melintasinya dan terus berjalan, kita akan menemukan sisa-sisa kaputren .
Kaputren itu wilayah untuk putri-putri raja yang biasanya dijaga ketat dan tidak boleh dimasuki laki-laki.
Agak jauh dan sedikit terpencil, kita akan menemukan dua gua. Diperkirakan gua itu digunakan untuk bermeditasi.
Situs Ratu Boko sering dilewatkan oleh para pengunjung Candi Prambanan. Padahal, situs amat menarik. Berkunjunglah ke sini dan bebaskan imajinasimu.
Bayangkanlah berbagai kehidupan yang mungkin pernah ada di sini. (Dikha/Potneg/Annisa/Kidnesia/Foto: Ricky Martin)

Misteri Ratu Boko


Ratu Boko pernah menjadi tempat pembakaran jenazah.


Ratu Boko , situs tertinggal di daerah Jawa Tengah memiliki keunikan tersendiri. Meskipun hanya tinggal bongkahan puing-puing, wisatawan tetap datang ke objek wisata yang satu ini.
Gapura di awal pintu masuk ke Candi Boko.
Hal yang pertama kita lihat saat tiba di situs Ratu Boko adalah 5 buah gapura. Empat gapura apit dan satu gapura utama di tengahnya.
Tampak begitu megah. Mudah sekali membayangkan putri yang anggun berjalan melewati gapura itu.
Lalu, merintis lapangan berumput di sebelah kiri, kita akan sampai ke bangunan berwarna putih. Itulah Candi Pembakaran.
Menurut keterangan di papan petunjuk, candi yang terbuat dari batu putih itu berfungsi untuk tempat membakar kayu.
Ssst...melihat kemisteriusan tempatnya, bayangan ritual pembakaran jenazahlah yang paling pertama terlintas!
Sayang, banyak orang yang melewatkan ke Candi Ratu Boko. Padahal, candi tak kalah menarik dengan candi lainnya.
Di dekat situ juga ada sumur yang airnya digunakan untuk Upacara Tawur Agung orang Hindu.
Berjalan terus, kita akan sampai ke sebuah pendopo yang terbuat dari batu andesit.
Bila melintasinya dan terus berjalan, kita akan menemukan sisa-sisa kaputren .
Kaputren itu wilayah untuk putri-putri raja yang biasanya dijaga ketat dan tidak boleh dimasuki laki-laki.
Agak jauh dan sedikit terpencil, kita akan menemukan dua gua. Diperkirakan gua itu digunakan untuk bermeditasi.
Situs Ratu Boko sering dilewatkan oleh para pengunjung Candi Prambanan. Padahal, situs amat menarik. Berkunjunglah ke sini dan bebaskan imajinasimu.
Bayangkanlah berbagai kehidupan yang mungkin pernah ada di sini. (Dikha/Potneg/Annisa/Kidnesia/Foto: Ricky Martin)

Sate Lalat


"Iiiiih... jijik ah! Masa lalat dibikin jadi sate, sih?!"

Ayo, siapa yang mau mencicipi sate lalat ini? Enak, kok!
Yak! Namanya Sate Lalat.
Nggak menjijikkan kok. Rasanya enak, seperti makan sate ayam atau kambing saja! Kalau kamu sudah mencicipinya pasti ketagihan! Hihihih...
Sate lalat atau sate laler  (bahasa Jawa: laler  = lalat) adalah sate daging kambing atau ayam khas Sumenep Madura .
Sate daging kambing atau ayam ini memang dinamakan lalat karena irisannya yang super kecil. Saking kecilnya ketika dibakar kelihatannya seperti lalat.
Makanya dinamakan sate laler  atau sate lalat. Satu porsi sate lalat berisi 25 tusuk. Tenang saja, nggak bakal kekenyangan deh meski harus menghabiskan 25 tusuk sate.
Sate ini bisa dimakan dengan nasi atau lontong. Harga seporsinya Rp5.000. Mmm... enak, lho! Hihihi..
Mas, pesen 1 porsi sate lalat, ya. Penasaran ingin mencicipi, nih!
Oya, kamu tidak akan menemukan pedagang sate laler  ini siang hari. Mereka menggelar dagangannya hanya pada malam hari saja.
Kalau kamu berkunjung ke Sumenep, Madura, mampir saja di Jl. Trunojoyo, Sumenep, ya! Cicipi saja sate laler atau sate lalat ini, ya! (Joko/Bobo/Ervina/Foto:Ricky Martin)